
Untuk Perempuan Hebat.
From Women, For Women.
Women Based Organization | Bilingual Platform
Our Recent Articles!
Established in October 2024, Majalah Merah Muda was constructed with love and ambition to advocate for human rights. A bilingual women-led organization based in Indonesia, Majalah Merah Muda is wished to enlight our bright readers to the new, and expand the current.Happy reading Tulips!-----------------------------------Didirikan pada Oktober 2024, Majalah Merah Muda dibangun dengan cinta dan ambisi untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Sebuah organisasi dwibahasa yang dipimpin perempuan yang berbasis di Indonesia, Majalah Merah Muda diharapkan dapat mencerahkan pembaca cerdas kami dengan hal-hal baru, dan memperluas pemahaman yang ada saat ini.Selamat membaca, Tulips!

Our Media Partners
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Our Articles
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Negativity Bias
Ayesha Rumaiza Shaliha | 3 July 2025

Kalian pernah denger kalimat ini? "Seribu kebaikan akan dilupakan oleh satu kesalahan". Kenapa ya kebanyakan orang itu selalu berfokus pada hal negatif atau kesalahan orang lain? Padahal kalau dilihat dari sisi positifnya, ternyata orang tersebut ga seburuk itu loh. Ternyata ada alasan psikologis nya temen-temen, yuk kita pelajari lebih lanjut.Bias negatif adalah kecenderungan psikologis yang membuat kita selalu berfokus pada hal-hal negatif yang terjadi daripada hal-hal positif. Hal ini bukan sesuatu yang aneh ya kawan. Alasan bias negatif ini terjadi adalah karena otak manusia memang dirancang untuk mengeluarkan respon waspada yang berguna untuk melindungi diri dari ancaman atau bahaya.
Berdasarkan teori evolusi, manusia perlu memiliki sifat mudah beradaptasi dengan lingkungannya untuk bertahan hidup. Pada zaman itu, banyak sekali ancaman-ancaman yang datang sehingga mengharuskan manusia untuk waspada.Bias negatif terjadi karena beberapa alasan, yaitu :
1. Potensi Negatif
Potensi negatif adalah ketika kita merasakan emosi positif dan negatif tetapi perasaan yang lebih dominan kita rasakan saat itu adalah emosi negatif.
2. Gradien Negatif
Gradien negatif adalah ketika di bulan ini kita memiliki dua acara yang sama penting, yaitu pergi ke pesta bersama teman dan sidang kelulusan. Tetapi pada bulan itu kita hanya fokus memikirkan sidang kelulusan saja karena ada ketakutan dan kecemasan berlebih yang kita rasakan. Padahal di bulan itu ada acara yang sama pentingnya selain sidang kelulusan. Gradien negatif di sini lebih tinggi pada peristiwa ini karena manusia pada dasarnya terlalu fokus memikirkan hal-hal negatif yang belum tentu terjadi.Walaupun bias negatif memiliki alasan yang baik, tapi ada salah satu dampak yang perlu teman-teman ketahui, yaitu :
Dampak Individu
Bias negatif memiliki dampak yang signifikan dalam pengambilan keputusan, karena kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan hal-hal negatif yang sudah terjadi. Walaupun bersikap waspada bisa menjadi hal yang baik, tetapi ini dapat berpengaruh pada pola pikir dan menghalangi individu untuk menggunakan logika dalam membuat ataupun mengambil sebuah keputusan.Cara mengatasi Bias Negatif
Salah satu cara untuk mengatasi dan menghindarinya adalah dengan mengubah mindset kita. Punya pikiran positif bukan soal bakat, tetapi soal kebiasaan yang dilatih setiap harinya. Ubah kalimat negatif yang sering terucap seperti '' Aku ga bisa'' menjadi aku ''Aku belum bisa''. Mungkin kalimat sesimpel itu terdengar sepele, tetapi memiliki dampak yang besar dalam jangka waktu panjang. Berpikir positif itu bukan berarti kita harus jadi orang yang bahagia dan ga pernah sedih, tapi berpikir realistis dengan harapan. Berlatih untuk bersyukur di setiap harinya juga membantu kita untuk bisa lebih fokus pada hal-hal postif yang terjadi. Karena bersyukur juga berarti kita menghargai pada apa yang sudah tuhan berikan kepada kita.

Evolusi Kebaya : dari Masa Perang sampai Masa Modern
Majalah Merah Muda X Kisah Terlupakan | 16 July 2025

Sepanjang sejarah, perempuan telah memainkan peran penting dalam berbagai lini perjuangan, baik di medan tempur maupun dalam perlawanan terhadap ketidakadilan sosial. Dalam catatan sejarah Indonesia, Cut Nyak Dien dan Raden Ajeng Kartini bersinar sebagai simbol. Cut Nyak Dien menunjukkan keberanian luar biasa dalam melawan penjajah Belanda, sekaligus menentang batasan gender yang diberlakukan oleh masyarakat patriarkal. Sementara itu, Raden Ajeng Kartini memperjuangkan hak perempuan atas pendidikan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan. Kisah mereka bukan hanya jejak masa lalu, tetapi juga fondasi dari perjuangan perempuan yang terus berkembang hingga hari ini.Dulu, perempuan berjuang di medan perang melawan penjajah, kini perjuangan itu bergeser ke medan sosial, memperjuangkan kesetaraan dalam pendidikan, dunia kerja, dan politik. Tantangan seperti kesenjangan upah, minimnya representasi di posisi kepemimpinan, serta diskriminasi dan pelecehan masih dihadapi. Namun, semangat pahlawan perempuan masa lalu tetap hidup dalam diri perempuan masa kini yang terus melawan ketidakadilan melalui aktivisme, advokasi, dan pemberdayaan di berbagai bidang.Media sosial memainkan peran besar dalam kehidupan perempuan saat ini, menjadi ruang untuk berekspresi, membentuk identitas, serta membangun komunitas. Media sosial memberi peluang karier, akses informasi, dan ruang untuk menyuarakan isu seperti kesetaraan gender dan kesehatan mental. Namun di sisi lain, platform ini juga menekan perempuan untuk memenuhi standar kecantikan dan gaya hidup yang sering tidak realistis. Sementara itu, fashion juga terus berubah dari masa ke masa, mencerminkan perkembangan budaya, sosial, dan politik. Dari korset ketat era Victoria hingga gaya streetwear yang bebas gender saat ini, fashion menjadi bentuk ekspresi diri dan cerminan zaman. Perkembangan teknologi dan media membuat tren semakin cepat berganti, menjadikan fashion dan media sosial dua elemen yang saling mempengaruhi dalam kehidupan perempuan modern.Kebaya modern, Kebaya masa kini telah mengalami perkembangan dalam desain dan cara pemakaiannya, sehingga tidak lagi terbatas pada acara formal saja. Banyak perempuan mulai mengenakan kebaya dalam konteks kasual, seperti saat ke kampus, bekerja, atau berkegiatan sehari-hari. Sentuhan modern terlihat dari pilihan bahan yang lebih ringan, potongan yang simpel, dan padu padan dengan busana lain seperti celana atau sneakers. Gaya ini menunjukkan bahwa kebaya tetap relevan di tengah tren fashion masa kini, menjadi simbol perpaduan antara warisan budaya dan ekspresi modern perempuan Indonesia.Fashion perempuan sekarang punya fungsi yang jauh lebih luas dibanding dulu. Kalau dulu pakaian perempuan lebih banyak diatur oleh norma sosial dan dianggap sebagai simbol status atau kesopanan, sekarang fashion jadi cara untuk mengekspresikan diri. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi bikin tren datang dan pergi dengan cepat, apalagi dengan hadirnya media sosial yang bisa bikin satu gaya viral dalam semalam. Perempuan jadi punya lebih banyak pilihan untuk tampil sesuai kepribadian mereka, entah itu lewat mix and match yang unik, gaya yang terinspirasi dari berbagai budaya, atau bahkan statement lewat pakaian yang dipakai. Fashion nggak cuma soal penampilan, tapi juga soal siapa diri kita dan apa yang ingin kita tunjukkan ke dunia.Perempuan Inspiratif: Rania Yamin
Di tengah perkembangan tren fashion yang semakin modern, Rania Yamin menjadi salah satu sosok yang konsisten mengenakan kebaya sebagai bagian dari gaya berpakaiannya. Ia menunjukkan bahwa kebaya tidak hanya relevan untuk acara formal, tetapi juga bisa dikenakan dalam konteks kasual dengan sentuhan modern yang tetap elegan. Melalui pilihannya, Rania merepresentasikan perempuan masa kini yang mampu menjaga nilai-nilai budaya tanpa harus meninggalkan sisi kekinian. Kebaya baginya bukan sekadar pakaian tradisional, melainkan bentuk penghargaan terhadap warisan budaya yang tetap bisa hidup di era sekarang.Perempuan zaman sekarang mungkin tidak lagi berjuang di medan perang seperti dulu, tapi perjuangan mereka tetap nyata, mulai dari melawan stereotip, memperjuangkan hak, sampai menjaga budaya di tengah gempuran tren global. Media sosial dan fashion jadi bagian dari cerita baru ini, tempat perempuan mengekspresikan diri dan menunjukkan siapa mereka. Lewat hal-hal sederhana seperti cara berpakaian, termasuk mengenakan kebaya dengan gaya modern, perempuan masa kini terus membuktikan bahwa mereka bisa tetap maju tanpa melupakan akar budaya yang membentuk mereka.
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Kebebasan Perempuan Yang Ditahan
Dan semua berhenti disini.
Medythya Amanda | 3 July 2025
Perhatian khusus bagi perempuan dari kacamata budaya dan agama bahwa ibu, perempuan dalam keluarga, perempuan sebagai anak sekaligus dalam lingkungan adalah dimuliakan dan setara dengan laki-laki, namun apakah prinsip ini telah terealisasi? Atau melainkan sudah lama lenyap?Pesan ini menekankan tentang pelecehan dan kekerasan seksual yang nyata nya masih menjadi masalah serius hal ini dibuktikan dalam kompilasi data catatan tahunan kasus terhadap perempuan pelecehan maupun kekerasan yang diterima oleh komnas perempuan. Data KBGtP dalam CATAHU 2024 sebanyak 330.097 kasus, meningkat sejumlah 14,17% dibandingkan tahun 2023 ( Komnas perempuan, 7 maret 2025 ), namun jika dimuliakan kenapa kasus tersebut kini meningkat drastis?Kesadaran akan penting nya kasus ini mulai lenyap dan bergeser kepada penyalahan atas akibat pelecehan ataupun kekerasan terhadap berbagai keunikan seorang wanita dari postur tubuh, pakaian dan metode perempuan bersosialisasi di masyarakat. Sering rasanya mendengar stigma sosial yang menyatakan “ jangan berbuat, jika tidak ingin dilecehkan” dan mendorong citra perempuan ke arah negatif. Bahkan, pertanyaan yang kerap muncul dalam proses hukum dan media ketika kasus terjadi secara nyata adalah, “Waktu itu kamu pakai baju apa?” seakan korban adalah penyebab. Lalu, siapa yang bisa kita percaya, jika semua justru tertuju pada korbanSudah berlarut-larut waktu rasa nya mendengar umpatan yang melarang seseorang untuk memakai baju tersayang nya agar “aman”, atau disuruh untuk menurunkan berat badan karena badan nya terlalu vulgar, atau perempuan jangan keluar rumah malam-malam atau atau atau atau atau…. Beraneka larangan dan jangan dilontarkan kepada perempuan agar menjadi sosok yang sempurna tapi jangan terlalu sempurna, khawatir akan mengundang mata pria diluar sana. Segala macam perhatian dengan niat menghapus kasus ini berfokus kepada korban, kenapa? Padahal pola pikir kita semua perlu diperbaiki karena fakta nya ini bukan tentang penampilan, atau bentuk tubuh tapi tentang pola pikir yang keliru dan diwariskan.Nyatanya wanita lebih dari sekedar “objek” tetapi seorang yang terisi oleh jiwa, gairah untuk berkarya dan berpengaruh untuk menjadikan dunia lebih indah.Perkara ini akan selalu berputar tanpa henti, karena upaya untuk menyelesaikannya masih terhalang oleh masyarakat yang belum sepenuhnya sadar, bahkan enggan membuka mata terhadap kenyataan. Banyak yang masih menganggap isu pelecehan dan kekerasan seksual sebagai hal sepele, sesuatu yang dibesar-besarkan, atau sekadar aib yang harus ditutupi, bukan dilawan. Padahal inilah persoalan nyata yang terus terjadi di sekitar kita di rumah, di jalan, di sekolah, di tempat kerja. Namun semua bisa dimulai dengan memasukkan rasa kemanusiaan, menghargai, dan kesetaraan terhadap perempuan. Hal yang tampak kecil seperti mengubah cara berpikir, cara berbicara, atau sekadar berdiri membela korban bisa jadi awal dari gerakan besar. Satu hentakan ke depan, berharga.Perempuan tak butuh perlindungan yang membatasi, tapi penghormatan yang membebaskan. Edukasi adalah awal, keberanian adalah kunci, dan kerja bersama adalah jalan. Kita bisa kalau kita mau. Dan perubahan itu, mulai dari sekarang.“We cannot all succeed when half of us are held back.”
— Malala Yousafzai
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Grateful For The Ones Who Stayed
Athelia Michelle | 20 June 2025
True meaning of friendships
Culligan described girlhood as a phase where young girls learn what it means to be feminine through cultural influences and role models. But more than just learning about femininity, one of the most valuable aspects of girlhood lies in the friendships, those meaningful connections that shape our identity, teach us empathy, and help us grow with others. They’re the bonds that stay with us, holding our hands through both the joyful moments and the harder days.Shapes of friendship
“I am a mosaic of the people I’ve ever loved.”
The most treasured part of girlhood isn’t just the experiences, it’s the friendships that shape us. These connections come in many forms: childhood companions we grew up with, school friends we share everyday moments with, online friends who just get us despite the distance, and sister-like bonds that guide us through girlhood and feel like a chosen family. Without even realizing it, we absorb little pieces of each of them. In the tiniest details, the way we take our tea, the chocolate we reach for first, their influence lingers. Each connection leaves a mark, helping us understand ourselves a little better with every bond we hold close.The magic of friendship
Friends can deeply shape who we are; they become a space we come to in the times needed. They raise our sense of connection, belonging, and purpose. They bring joy, ease our stress, and help us feel seen and understood. Through friendship, we learn to express ourselves, make sense of our thoughts and feelings, and grow in self-confidence. True friends help us accept who we are and remind us that we matter. Positive friendships not only make us feel supported and valued, but also inspire us to become better versions of ourselves by offering encouragement, motivation, and honesty.Girlhood friendships are something special, real, messy, and full of meaning. They’re built on inside jokes, whispered secrets, late-night talks, and big dreams made together. With these friends, you laugh until you can’t breathe, cry without holding back, and feel completely understood. It’s not always perfect, but it’s honest, and those memories stay with you, shaping who you are in the best ways.We find safety in these bonds created, we protect each other, and despite all the challenges, it’s the small things that make girlhood friendships shine: laughing over silly jokes, sealing secrets with pinky promises, staying up all night at sleepovers just to talk about everything and nothing. It’s being there for each other through the highs and lows, cheering each other on, and never needing a big reason to celebrate. These everyday moments may seem small, but they’re what make the bond so real. It’s in those little, shared pieces of life that friendship becomes something truly special.Navigating friendships
Friendships are real, they aren’t always easy. There are bumps along the way: misunderstandings, growing pains, moments where things feel off. But learning to navigate through tough times are the moments where we grow, talk through it, to listen and forgive. Those challenges help you flourish, not just as friends, but as people. Friendships change as we change, and that’s a beautiful thing. The ones that last aren’t perfect, but they’re built on effort, honesty, and care. Every rough patch is a chance to understand each other better, to build a stronger bond, and to become better versions of ourselves together.Blossoming friendships
Holding onto those sweet memories, our friendships keep growing and blooming as we do. Even when life takes us in different directions, the laughs, secrets, and support stay with us forever, like a warm light we carry inside. Friendships are priceless, but sometimes we forget to celebrate them. So take time to thank the friends around you, whether it’s with a friendaversary or a Galentine’s dinner, or a fun slumber party. These moments keep our bonds strong and remind us how special true friendship really is.A love letter to the ones by our side 💌
Take a look around and appreciate them!
Here’s to the friends who filled our days with laughter, hugs, and whispered secrets. To the ones who made girlhood feel like magic and made every moment unforgettable, thank you! You were my safe place, my sunshine, my chosen family. I’ll always treasure our silly jokes, late-night talks, and those little promises we made. You helped me grow, and those memories will forever warm my heart. To all the figures that make girlhood the beauty that it is, the friendships and love that continue to grow around us, may we cherish it and may we value it worthy of celebration. Here's to you and the comfort you provide, with all my love.
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Perempuan, Apa yang menjadikan perempuan?
Pertanyaan ini kompleks tetapi nyata, pada umumnya kita sebagai masyarakat terutama perempuan sudah terjebak dalam definisi sempit yang mengakar ke dalam kehidupan budaya yang kita tinggali sampai saat ini, namun seiring berjalannya waktu apakah definisi ini yang kita mau?
Medythya Amanda | 23 June 2025

Secara tradisional, Pemahaman masyarakat tentang perempuan menyorot pada definisi sempit yang terus berkembang sampai saat ini.Sejak usia dini tentu kita dapat merasakan, adanya definisi sempit tentang perempuan yang telah tertanam pada diri kita. Perempuan harus memiliki rambut panjang, Perempuan wajarnya menyukai warna merah muda, perempuan harus pintar memasak dan wajib dapat bermain peran dalam mengurusi pekerjaan rumah tangga.Pada akhirnya kita percaya bahwa itulah arti seorang perempuan, itulah jati diri perempuan dengan begitu kita semua harus bersikap sesuai Stereotip untuk mendapatkan jati diri kita sendiri. Akibatnya, banyak perempuan yang merasa terkurung dalam identitas yang sebenarnya yang bukan pilihan mereka, melainkan hasil dari sosialisasi “kebenaran” dalam kehidupan sosial.Dalam masyarakat modern, arti tentang perempuan semakin inklusif. Perempuan tidak dianggap semata-mata oleh definisi sempit tradisional, sebaliknya perempuan adalah individu yang bebas dalam menentukan identitas diri nya sendiri, baik menentukan karir, berperilaku atau pandangan hidup. Apakah kamu pernah menyadari ? bahwa dibalik pandangan modern terdapat gerakan suara nyaring kaum feminis untuk menyuarakan kebebasan bagi perempuan dari seluruh dunia dengan harapan mendapatkan hak yang sama dalam semua aspek kehidupan diluar kebebasan, termasuk pendidikan, pekerjaan dan politik. Namun dengan adanya pandangan modern kini, masih banyak masyarakat yang masih terpaku oleh pandangan tradisional beserta definisi sempitnya, sehingga perempuan dianggap menyimpang dari sosialisasi “kebenaran” yang telah tertanam.Simone de Beauvoir, seorang filsuf feminis terkemuka, dalam bukunya The Second Sex pernah mengatakan, "Orang tidak dilahirkan sebagai perempuan, tetapi menjadi perempuan."
Pernyataan ini menyoroti bahwa menjadi perempuan bukanlah alami, melainkan sesuatu yang dibentuk oleh proses sosial agar memenuhi ekspektasi sosok perempuan di dalam masyarakat.Lalu bagaimana dengan kalian ? Apakah definisi sempit tentang perempuan dapat menjelaskan arti perempuan yang sebenarnya? Atau akankah yang kita semua inginkan hanyalah kebebasan penuh dari segala sosialisasi "kebenaran" sosial, agar semua perempuan dapat mengepakkan sayap dan bersinar dengan definisi perempuan pada versi terbaik, yaitu kebenaran yang mereka pilih.Pada akhirnya tidak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan ini, namun ketahui bahwa perempuan tercipta untuk menjadi pribadi yang paling autentik terlepas dari pandangan tradisional maupun modern.
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!

Majalah Merah Muda : Tulip Bersuara
Apa itu Tulip Bersuara?
Tulip Berbicara adalah seasonal Open Submission dari Majalah Merah Muda, biasanya diselenggarakan untuk tanggal - tanggal spesial. Open Submission tidak dipungut biaya, tidak dibayar, dan seluruhnya daring. Peluang ini untuk seluruh usia dan semua gender. Semua karya akan dipublish dalam bentuk majalah digital.Apa itu Selebrasi Kemerdekaan 2025?
Kali ini Tulip Berbicara yang pertama akan bertemakan Kemerdekaan untuk memeriahkan 17 Agustus nanti. Selebrasi Kemerdekaan 2025 juga menjadi Tulip Bersuara yang pertama.
Ayo ikut memeriahkan SELEBRASI KEMERDEKAAN 2025!
Contact Us
[email protected]
We are very open for collaborations in various forms, contact us through email if you have any proposal or enquiries!